Tuesday, November 22, 2005

Moggallana Thera Bagian II

Lanjutan dari Moggallana Thera Bagian I

Mereka kemudian mengepung tempat kediaman Moggallana Thera di Kalasila. Beliau mengetahui niat jelek para pembunuh bayaran ini. Dengan kesaktian yang dimiliki, beliau berhasil menghindar dari kepungan mereka. Ini terjadi berkali-kali, namun dengan berbagai cara beliau selalu berhasil menghindar. Pada akhirnya, dengan kewaskitaan beliau menyadari perbuatan jahatnya dalam kehidupan lampau, yang telah masak dan siap untuk membuahkan akibat. Karena itu, beliau tidak lagi berusaha menghindar. Para pembunuh itu segera menangkap serta menggebuki Moggallana Thera hingga remuk tulang-tulangnya.

Menyangka bahwa korbannya telah tewas, para pembunuh itu kemudian melemparkan tubuh yang hancur remuk itu di balik semak-semak. Sesungguhnya, pada waktu itu Moggallana Thera belum sampai pada ajalnya. Didasari tujuan untuk menghadap Buddha Gotama yang sedang bersemayam di Veluvana, beliau menyatukan kembali tubuhnya yang telah hancur remuk dengan mempergunakan kesaktian yang dimiliki. Setelah memohon pamit dan memperoleh restu dari Sang Buddha, beliau pergi ke suatu hutan di dekat Kalasila dan mencapai Kemangkatan Mutlak di sana.

Peristiwa tragis yang menimpa Moggallana Thera kerap disalahcerap oleh beberapa pembabar Dhamma pada dewasa ini. Mereka menjadi tidak berani menyinggung serta membahas kesesatan yang dianut oleh kepercayaan atau agama lain karena takut harus menanggung nasib yang sama seperti beliau. Ini bukan hanya menjauhkan mereka dari misi pembabaran Dhamma, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka kurang begitu memahami proses kerja Dalil Kamma. Kematian Moggallana Thera bukanlah disebabkan karena pembeberan kesesatan yang dianut oleh kepercayaan atau agama lain. Pembeberan kesesatan adalah salah satu misi pembabaran Dhamma. Tidaklah mungkin ini akan menimbulkan akibat buruk (kusala-vipaka) berupa kematian. Tentu ada penyebab lain.

Sesungguhnya, Moggallana Thera mengalami peristiwa yang mengenaskan sebelum kemangkatannya karena akibat perbuatan jahat yang pernah beliau lakukan dalam kehidupan lampau. Atas hasutan istrinya, ia berencana untuk membunuh orangtuanya sendiri. Ketika orangtuanya yang buta sedang berada di hutan lebat, ia mencoba memisahkan diri dengan berdusta bahwa ada perampok yang akan menyerang. Selanjutnya ia berpura-pura mengeluarkan suara seperti layaknya seorang perampok. Menyangka diserang oleh perampok, orangtua yang sangat mencintainya berteriak agar ia melarikan diri sendirian, dan tidak perlu mengkhawatirkan bahaya yang sedang mereka hadapi. Meskipun orangtuanya memperlihatkan kasih yang sedemikian murni, yang lebih mengutamakan kehidupan anaknya melebihi kehidupan mereka sendiri, ia belum juga insaf. Dengan sangat kejam, ia memukuli mereka berdua hingga tewas. Atas kejahatan yang sangar berat ini, ia menderita di alam neraka selama ribuan tahun. Karena akibat kamma buruk ini masih bersisa, selama seratus kehidupan sebagai manusia, ia mati terbunuh dengan tubuh hancur remuk.

Sumber cerita dikutip dari sebuah web, tidak jelas dari web mana

Posted by d-ace @ 5:34 AM 0 comments

0 Comments

Post a Comment

« Home