Monday, November 07, 2005

Dosa dan Amal

Orang sering menyebut dosa dengan suatu perbuatan tidak terpuji yang dilakukan dengan merugikan orang lain atau diri sendiri, sedangkan amal dengan perbuatan baik yang dilakukan untuk menolong sesama.

Banyak orang berpendapat dosa bisa ditebus dengan berbuat amal, dengan kata lain kalau mencuri uang 100.000 lalu berbuat amal 150.000, maka dosa tertebus dan masih ada sisa amal 50.000. Benarkah anggapan seperti ini? Jawabannya adalah tidak semudah itu.

Kalau diamati lebih dalam, dosa dan amal mempunyai kesamaan, yaitu sesuatu yang dilakukan. Sesuatu yang dilakukan inilah yang nantinya akan menimbulkan "sebab". Setiap "sebab" akan muncul "akibat".
Seperti dalam pelajaran Fisika, setiap "aksi" pasti akan ada "reaksi". Ini adalah hukum alam yang mutlak yang tidak bisa dihindari oleh siapa saja.

Perbedaan dosa dan amal sekarang terletak pada buruk dan baik. Kalau dosa kita menanam "sebab yang buruk", sedangkan amal kita menanam "sebab yang baik". Sehingga keduanya akan menimbulkan "akibat yang buruk" dan "akibat yang baik".

Kembali ke pertanyaan di atas... sekarang kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dosa mencuri yang diperbuat pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal, entah balasan yang serupa atau dalam bentuk lain.
Amal yang dilakukannya akan mendapatkan balasan juga dikemudian hari, entah dalam bentuk yang serupa atau berbeda seperti misalnya kalau kita dalam keadaan kesulitan, nanti ada seseorang yang membantu kita dalam mencari jalan keluarnya.
Dosa dan amal berjalan secara terpisah dan akan menghasilkan sesuatu yang berbeda pula.

Mengenai kapan "akibat" itu akan datang, waktunya bervariasi sesuai dengan bobot sebab yang dilakukannya. Ada yang cepat, dalam beberapa bulan atau di hari tua atau kapan saja di kehidupan ini juga. Ada yang menumpuk menjadi hutang yang nantinya harus dibayar di kehidupan berikutnya.

Setelah melihat beberapa kejadian, maka aku berpendapat bahwa amal bisa meringankan bobot dosa, tetapi tetap tidak bisa menghapusnya seperti contoh di atas.
Nanti aku akan menceritakan tentang hal ini di artikel lainnya.

Sekarang mungkin timbul pertanyaan di benak Anda, bagaimana timbulnya "sebab akibat" ini? siapakah yang mengendalikannya?
"Sebab akibat" ini timbul dengan sendirinya dan berjalan dengan sendirinya tanpa ada yang memerintahnya. Nah loh... =p

Posted by d-ace @ 11:51 AM 0 comments

0 Comments

Post a Comment

« Home